Search This Blog

Saturday, March 16, 2019

Biografi singkat Junaid al Bagdadi


Di kalangan ahli sunah wa jama’ah, nama Junaid al Bagdadi dikenal sebagai salah satu figure sufi kharismatik. Nama lengkap beliau adalah Abu al Qasim al Junaid bin Muhammad  al Khazza al Qawariri al Bagdadi. Beliau lahir di kota Bagdad, Irak. Namun tak diketahui  tanggal dan tahun kelahirannya. Yang diketahui hanya tahun wafatnya, sekitar tahun 298 Hijriah atau 911 Masehi di Bagdad.

Tak banyak yang bisa digali dari kehidupan al Junaidi saat masa kecilnya. Mungkin karena urusan perdaganganlah, keluarga al Junaidi sering berpindah pindah tempat tinggal. Informasi yang kiranya dapat diceritakan adalah ihwal ayahnya yang sudah meninggal saat beliau masih usia kanak-kanak. Beliau lantas diasuh oleh pamannya yakni Sari as Saqati. Sang paman adalah sufi besar yang berprofesi sebagai saudagar bumbu. Dibawah bimbingan sang paman dan sufi lain, yaitu al Muhasibi, al Junaidi tumbuh menjadi pemuda yang cemerlang, khususnya ilmu pengetahuan bidang agama.

Prestasi al Junaidi sesungguhnya tak bisa lepas dari pengaruh dan peran  as Saqati, orang yang pertama kali mengarahkan al Junaidi agar berfokus mendalami ilmu fikih dan hadis dibawah bimbingan ulama ahli fikih masa itu, yakni Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid al Kalabi al Bagdadi. beliau juga berguru pada Ibnu Syuraij yang bermadzab Syafi’i.

Setelah menguasai ilmu bidang fikih dan hadis, Al Junaid mengalihkan perhatiannya umtuk mendalami ilmu Tasawuf. Hal ini dapat difahami karena pengaruh dari sang paman sangatlah besar dalam diri Al Junaid. As saqati bukan sekedar memberi pengaruh saja, tapi juga membimbing Al Junaid mendalami ilmu tasawuf sejak masih kecil.



Al junaid bercerita bahwa sewaktu ia berusia 7 tahun dan sedang bermain, As Saqati  membicarakan tentang syukur,lalu pamannya itu bertanya pada al Junaid, “Anakku, apa itu syukur?” Al junaid menjawab  syukur adalah bahwa seseorang tidak melakukan maksiat kepada Tuhan dengan menggunakan nikmat yang uhan berikan kepadanya. As Saqati lantas berkata”Nikmat Tuhan  yang diberikan kepada engkau itu termasuk juga lidahmu “. “Mataku senantiasa berlinang air mata apabila aku teringat dengan apa yang telah diucapkan Sari as Saqati tersebut “.

Sama seperti para sufi lainnya, Al Junaid juga menempa dirinya dengan ibadah yang sangat ketat. Konon, dalam seharise malam, al Junaid mampu melaksanakan shalat sebanyak 400 raka’at. Jumlah raka’at yang tentunya tak biasa dilakukan oleh orang sembarangan . selain ibadah secara insentif, beliau juga menyempatkan diri memperdalam ilmu agama dan bekerja sebagai pedagang. Selain sebagai sufi besar yang dikerumuni banyak orang untuk mencari ilmu. Apabila habis memberikan pelajaran, beliau pergi  ke pasar membuka tokonya.

Demikianlah sedikit kisah hidup dari Junaid al Bagdadi. Sungguh, dapat disimpulkan bahwa beliau adalah sosok sufi yang agung, yang mempunyai keistimewaan di sisi Allah Swt. Banyak pelajaran berharga , diantaranya ialah keistiqamahan beribadah kepada Allah Swt disamping kesibukan untuk berikhtiyar dalam aktivitas padat kehidupan. Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan Rahmat dan Maghfirah kepada beliau dan kita juga diberikan semangat keistiqamahan dalam beribadah juga melaksanakan aktivitas kehidupan. Aamiin.


“Jangan mempercayai hawa nafsumu,meskipun telah lama taat kepadamu untuk beribadah kepada Tuhanmu”

Junaid al Bagdadi

Wallahu a’lam

0 comments:

Template by:
Free Blog Templates