Abu bakar As-Syibli adalah seorang tokoh sufi legendaris.
Beliau dikenal sebagai tokoh sufi terkemuka di zamannya, juga dikenal sebagai
ulama yang sangat alim. Perjalanan hidupnya juga sangat unik, konon karena
ingin menempuh jalan kesufian, beliau rela meninggalkan jabatan tingginya di
pemerintahan serta meninggalkan semua kemewahan dan kekayaan,tak pelak beliau
menjadi salah seorang teladan terbaik bagi pelaku tasawuf di dunia.
As-Syibli bernama asli Abu Bakar Dulaf bin Jahdar As-Syibli,
beliau juga dipanggil Ibnu Jafar. Lahir di Bagdad pada 247 Hijriah atau tahun
862 masehi. Beliau berasal dari keluarga bangsawan yang sangat dihormati oleh
masyarakat luas, beliau dipanggil As-Syibli karena dibesarkan di Syiblah,daerah
Khurasan sekarang.
Beliau satu masa dengan Al-Junaid dan Al-Hallaj, bersama
keduanya, beliau mempunyai pengalaman yang aneh-aneh. Dalam kitab At-Thababaqat, As-Sulami berkata
tentangnya “Dilihat dari segi kondisi spiritual dan dan keilmuan paa masa itu, beliau
addalah orang yang tak ada tandingannya” , maka wajar bila As-Syibli
dikategorikan sebagai salah satu sufi terkemuka di dunia.
Perlu diketahui, kehidupan As Syibli amatlah berwarna.
Terlahir ditengah keluarga bangsawan, beliau memperoleh pendidikan secara baik
sejak usia belia, awalnya beliau belajar fikih madzab Maliki dan hadis dari
ulama terkemuka di Bagdad. Selama 12 tahun beliau menghabiskan waktu belajar
saja,sudah pastibeliau menjadi fakih (ahli fikih) danahli hadist yang hebat,
apalagi beliau punya bakat kejeniusan dari lahir.
Selepas masa belajar, karena dorongan dari keluarga, As-Syibli
memutuskan untuk terjun ke panggung politik di Bagdad. Berkat kejeniusan dan
kealimannya, beliau tak perlu waktu lama untuk meraih karir yang cemerlang.
Selama bertahun-tahun beliau menduduki beberapa jabatan penting di
pemerintahan. Puncaknya, beliau terpilih sebagai pemimpin provinsi pada masa
itu. Saat karirnya di puncak, As-Syibli justru meletakkannya begitu saja, semua
bermula saat beliau tidak merasakan kebahagiaan sejati. Mengenai hal ini, konon
dulu As-Syibli bersama pejabat baru yang lain, dilantik secara resmi oleh
khalifah (Raja masa itu). Diberikanlah seperangkat jubbah, saat perjalanan
pulang, salah seorang pejabat baru itu bersin dan mengusapkan jubah baru itu ke
hidung dan mulutnya. Perbuatan pejabat itu dilaporkan kepada khalifah oleh
orang yang melihat dan khalifah memecat kemudian menghukumnya sekaligus.
Peritiwa itu melatarbelakangi As-syibli untuk hengkang dari
panggung politik. Beliau mengajukan permohonan berhenti kepada khalifah.
Dihadapan khalifah beliau berkata “Wahai khalifah, engkau sebagai manusia tidak suka apabila jubah jabatan diberlakukan
secara tidak wajar dan semua orang mengetahui betapa tingginya nilai jubah itu. Maha Raja alam semesta telah
memberikan jubah Jabatan kepadaku,disamping
cinta dan pengetahuan. Bagaimana Dia akan suka kepadaku apabila aku
menggunakannya sebagai sapu tangan dalam pengabdian kepada manusia?”.
Menekuni dunia tasawuf bukanlah perkara mudah bagi
As-Syibli, apalagi sejak kecil beliau hidupdalam kemewahan, oleh sebab
itubeliau memutuskan untuk mencari sosok sosok manusia yang mampu
membimbingnya. Awalnya beliau bergabung dengan kelompok Khair an-Nasaj, namun
tak lama, beliau diminta gurunya untuk bergabung dengan kelompok Al Junaid al Bagdadi, dengan al-Junaid lah,
As-Syibli belajar tasawuf secara intensif.
As-Syibli memperlihatkan tekad dan keinginannya belajar sufi
kepada gurunya yaitu Al Junaid, untuk itu beliau rela hidup sebagai gelandangan
dan mengemis dijalanan. Selama setahun mengemis, seluruh hasilnya diberikan
kepada Al Junaid dan sebagian lain dibagikan kepada fakir miskin. Konon,al
Junaid memerintahkan As-Syibli untuk mengemis karena ingin menghilangkan benih keangkuhan dalam hatinya. Di bawah
bimbingan Al Junaid, As-Syibli menjadi sufi yang amat zuhud dan warak. Tidak
ada lagi ketamakan dan kecintaan terhadap harta benda, sebab semua cinta
baginya hanya untuk Allah Swt dan seluruh waktunya dihabiskan untuk beribadah
kepadaNya.
Itulah sekilas kisah kehidupan sufi nan agung As-Syibli,
menyimak rekam jejak dan dan kisah hidupnya, tidak bisa dipungkiri bahwa beliau
adalah manusia yang alim dan “Nyentrik” sangat
melekat pada dirinya. Beliau wafat pada tahun 334 hijriah atau 946 masehi.
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan Rahmat dan maghfirahNya. Aamin
“Wahai Tuhan yang Maha Mulia, cintaMu bersemanyam diantara jiwa. Wahai
yang Membangunkan tidur dari pejaman matanya, Engkau mengetahui kemana hamba
berjalan.”
Abu Bakar As-Syibli RA
Wallahu a’lam

0 comments:
Post a Comment