Search This Blog

Sunday, March 17, 2019

Biografi singkat Abu Bakar as-Syibli



Abu bakar As-Syibli adalah seorang tokoh sufi legendaris. Beliau dikenal sebagai tokoh sufi terkemuka di zamannya, juga dikenal sebagai ulama yang sangat alim. Perjalanan hidupnya juga sangat unik, konon karena ingin menempuh jalan kesufian, beliau rela meninggalkan jabatan tingginya di pemerintahan serta meninggalkan semua kemewahan dan kekayaan,tak pelak beliau menjadi salah seorang teladan terbaik bagi pelaku tasawuf di dunia.

As-Syibli bernama asli Abu Bakar Dulaf bin Jahdar As-Syibli, beliau juga dipanggil Ibnu Jafar. Lahir di Bagdad pada 247 Hijriah atau tahun 862 masehi. Beliau berasal dari keluarga bangsawan yang sangat dihormati oleh masyarakat luas, beliau dipanggil As-Syibli karena dibesarkan di Syiblah,daerah Khurasan sekarang.

Beliau satu masa dengan Al-Junaid dan Al-Hallaj, bersama keduanya, beliau mempunyai pengalaman yang aneh-aneh. Dalam kitab At-Thababaqat, As-Sulami berkata tentangnya “Dilihat dari segi kondisi spiritual dan dan keilmuan paa masa itu, beliau addalah orang yang tak ada tandingannya” , maka wajar bila As-Syibli dikategorikan sebagai salah satu sufi terkemuka di dunia.



Perlu diketahui, kehidupan As Syibli amatlah berwarna. Terlahir ditengah keluarga bangsawan, beliau memperoleh pendidikan secara baik sejak usia belia, awalnya beliau belajar fikih madzab Maliki dan hadis dari ulama terkemuka di Bagdad. Selama 12 tahun beliau menghabiskan waktu belajar saja,sudah pastibeliau menjadi fakih (ahli fikih) danahli hadist yang hebat, apalagi beliau punya bakat kejeniusan dari lahir.

Selepas masa belajar, karena dorongan dari keluarga, As-Syibli memutuskan untuk terjun ke panggung politik di Bagdad. Berkat kejeniusan dan kealimannya, beliau tak perlu waktu lama untuk meraih karir yang cemerlang. Selama bertahun-tahun beliau menduduki beberapa jabatan penting di pemerintahan. Puncaknya, beliau terpilih sebagai pemimpin provinsi pada masa itu. Saat karirnya di puncak, As-Syibli justru meletakkannya begitu saja, semua bermula saat beliau tidak merasakan kebahagiaan sejati. Mengenai hal ini, konon dulu As-Syibli bersama pejabat baru yang lain, dilantik secara resmi oleh khalifah (Raja masa itu). Diberikanlah seperangkat jubbah, saat perjalanan pulang, salah seorang pejabat baru itu bersin dan mengusapkan jubah baru itu ke hidung dan mulutnya. Perbuatan pejabat itu dilaporkan kepada khalifah oleh orang yang melihat dan khalifah memecat kemudian menghukumnya sekaligus.

Peritiwa itu melatarbelakangi As-syibli untuk hengkang dari panggung politik. Beliau mengajukan permohonan berhenti kepada khalifah. Dihadapan khalifah beliau berkata “Wahai khalifah, engkau sebagai manusia  tidak suka apabila jubah jabatan diberlakukan secara tidak wajar dan semua orang mengetahui betapa tingginya  nilai jubah itu. Maha Raja alam semesta telah memberikan jubah Jabatan kepadaku,disamping cinta dan pengetahuan. Bagaimana Dia akan suka kepadaku apabila aku menggunakannya sebagai sapu tangan dalam pengabdian kepada manusia?”.

Menekuni dunia tasawuf bukanlah perkara mudah bagi As-Syibli, apalagi sejak kecil beliau hidupdalam kemewahan, oleh sebab itubeliau memutuskan untuk mencari sosok sosok manusia yang mampu membimbingnya. Awalnya beliau bergabung dengan kelompok Khair an-Nasaj, namun tak lama, beliau diminta gurunya untuk bergabung dengan kelompok Al  Junaid al Bagdadi, dengan al-Junaid lah, As-Syibli belajar tasawuf secara intensif.

As-Syibli memperlihatkan tekad dan keinginannya belajar sufi kepada gurunya yaitu Al Junaid, untuk itu beliau rela hidup sebagai gelandangan dan mengemis dijalanan. Selama setahun mengemis, seluruh hasilnya diberikan kepada Al Junaid dan sebagian lain dibagikan kepada fakir miskin. Konon,al Junaid memerintahkan As-Syibli untuk mengemis karena ingin menghilangkan  benih keangkuhan dalam hatinya. Di bawah bimbingan Al Junaid, As-Syibli menjadi sufi yang amat zuhud dan warak. Tidak ada lagi ketamakan dan kecintaan terhadap harta benda, sebab semua cinta baginya hanya untuk Allah Swt dan seluruh waktunya dihabiskan untuk beribadah kepadaNya.

Itulah sekilas kisah kehidupan sufi nan agung As-Syibli, menyimak rekam jejak dan dan kisah hidupnya, tidak bisa dipungkiri bahwa beliau adalah manusia yang alim dan “Nyentrik” sangat melekat pada dirinya. Beliau wafat pada tahun 334 hijriah atau 946 masehi. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan Rahmat dan maghfirahNya. Aamin

“Wahai Tuhan yang Maha Mulia, cintaMu bersemanyam diantara jiwa. Wahai yang Membangunkan tidur dari pejaman matanya, Engkau mengetahui kemana hamba berjalan.”


Abu Bakar As-Syibli RA

Wallahu a’lam

0 comments:

Template by:
Free Blog Templates