Haris Al
Muhasibi
*Biografi singkat
Nama lengkap dari Haris Al
Muhasibi adalah Abu Abdullah al Haris
bin As’ad bn Ma’qalal Anazi al Muhasibi. Beliau lahir di Basrah pada tahun 165
Hijriyah atau tahun 782 Masehi, gelar al Muhasibi didapat karena beliau gemar
melakukan introspkesi diri (muhasabah) agar tidak mudah jatuh dalam lembah
dusta dan nista. Al Muhasibi dikenal sebagai suf dan ulama besar yang sangat
alim di bidang ilmu hadis,selain ilmu bidang lain.
Nama Al Muhasibi banyak dikenal
orang lantaran beliau adalah Guru dari ulama besar Junaid al Bagdadi yang di
juluki “Penghulu bagi ahli sufi”. Berkat bimbingan al Muhasibi lah Junaid al
Bagdadi menjadi sufi yang sangat disegani dikalangan umat islam, terutama di
kalangan Ahlu Sunah wal Jamaah. Dengan kata lain al Muhasibi merupakan panutan
bagi ulama sufi garda depan
Meski lahir di Basrah, al Muhasibi justru tumbuh besar di Bagdad. Di kota inilah
beliau mendalami ilmu hadis dan teologi. Beliau banyak bergaul dengan para tokoh
sufi dan ulama terkemuka di Bagdad.
Semula ia dikenal sebagai tokoh Mu’tazilah, karena dikenal kokoh membela ajaran
rasionalisme ala Mu’tazilah, dalam berkembangannya, beliau memutuskan beralih
pada dunia kesufian dan mulai bersentuhan dengan pemikiran Ulama Sunni yang
menyebabkannya menjadi getol membela akidah Ahlu Sunah wal Jamaah.
Sebagai Ulama, al Muhasibi
terkenal sangat brilian. Beliau merupakan salah satu ulama yang mampu memadukan
antara ilmu filsafat dan teologi secara berimbang. Tak pelak jika pemikirannya
sangat mempengaruhi ahli ilmu tasawuf setelahnya, khususnya Abu Hamid al
Ghazali “Sang Hujatul Islam”. Bisa jadi beliau menjadi pelopor dan sumber
inspirasi bagi generasi intelektual islam mengingat pemikiran dan ajarannya
sangat cemerlang.
Sebagai sufi, beliau mendapat
derajat yang sangat tinggi. Allah Swt memberikan perlindungan khusus terhadapnya, alhasil setiap beliau memegang barang “Subhat (apalagi haram), urat tangan dan
jemarinya bergetar,berkeringat dan tak berfungsi secara normal. Setiap memakan
barang yang tidak halal, baik karena zatnya atau sebab perolehannya, secara
langsung tenggorokannya tak bisa menelan dan harus dimuntahkan. Allah Swt benar
benar menjaga al Muhasibi dari barang
subhat dan haram.
Di bidangkeilmuan,al Muhasibi
dikenal sangat jenius dan produktif dalam menulis kitab. Menurut Abdul Munif al
Hifni, semasa hidup al Muhasibi berhsil menulis 200 kitab, diantara karyanya yg
masih ada ialah “Al Ri’ayah al Huquq Allah” yang disebut sebagai salah satu literature
sufi paling penting, sistematika dan kandungan isinya banyak
menginspirasi,bahkan ditiru oleh Abu thalib al Makki dalam menyusun kitab “Quth
al Qulub” dan Imam Ghazali dalam menyusun kitab “Ihya Ulumuddin”.
Karya al Muhasibi yang lain adalah
Al Washaya atau An Nasha’ih.kitab yang pengantarnya bercorak otobiografi ini
sangat kental di adaptasi oleh Imam Ghazali dalam menulis kitab Al Munqidz
minadh Dhalal. Karya al Muhasibi yg lain adalah “Al Makasih Fahm as Salah,
Risalat Munahiyat wa Ma’nahu, Fahm al Quran,Kitabul ‘ilm, An Nasihat lith Thalibin,Al
Murja’ah wal Muhsabah, Adab an Nufus”
dan lain sebagainya.
Dengan demikian tak dapat
dipungkiri bahwa Al Muhasibi menguasai banyak disiplin ilmu, beliau telah
mendedikasikan sepanjang hidupnya dengan berjuang di jalan Allah Swt melalui
ilmu dan ibadahnya. Beliau wafat pada
243 Hijriah atau ketepatan dengan tahun 858 Masehi.
*Mutira Hikmah
“Seandainya
seorang hamba tekun beribadah selama hidupnya, tapi ia tidak mengenal ma’rifat dan beramal tidak berdasarkan ma’rifat
itu, kemudian kembali kepada Allah Swt tanpa mengenalnya, maka semua itu sama
sekali tak bermanfaat bagi dirinya kecuali jika Allah Swt berkenan menganugerahinya sebuah kebajikan”
Wallahu a’lam
